Senin, 06 Juni 2016

Kurikulum Masa Yang Akan Datang

KATA PENGANTAR


            Puji dan syukur pemakalah panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan karunia-Nya pemakalah dapat menyelesaikan makalah tentang “Kurikulum Masa Yang Akan Datang” ini dengan baik meskipun banyak kekurangan di dalamnya. Pemakalah juga berterima kasih kepada bapak Ervawi, M.Pd selaku Dosen mata kuliah Kurikulum dan Pembelajaran yang telah memberikan tugas ini kepada pemakalah. Sehingga pemakalah dapat mengkaji dan memberikan pengetahuan tentang bagaimana pendidikan itu harus dilakukan dimasa yang akan datang sesuai dengan perkembangan zaman dan kebutuhan dimasa yang akan datang.
Pemakalah sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan pengetahuan kita tentang bagaimana pendidikan itu harus dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan zaman (fleksibel). Semoga makalah ini bisa dengan mudah dipahami oleh pembaca dan dapat memberikan kontribusi positif kepada pembaca. Sebelumnya pemakalah mohon maaf apabila terjadi kesalahan yang kurang berkenan. Serta pemakalah menerima kritik dan saran yang membangun demi perbaikan ke arah yang lebih baik.



Pemakalah,
Pangkalpinang, 15 Mei 2016



Pemakalah


DAFTAR ISI



 




BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang

Kualitas sumber daya manusia bangsa Indonesia saat ini masih sangat rendah jika dibandingkan dengan negara lain bahkan dengan sesama anggota ASEAN. Salah satu faktor utama rendahnya kualitas sumber daya manusia ini tentu berhubungan dengan dunia pendidikan nasional. Program pendidikan nasional yang dirancang diyakini belum berhasil menjawab harapan dan tantangan masa kini maupun di masa depan. Dalam menghadapi harapan dan tantangan di masa depan, pendidikan merupakan sesuatu yang sangat berharga dan dibutuhkan.
Pendidikan di masa depan memainkan peranan yang sangat fundamental di mana cita-cita suatu bangsa dan negara dapat diraih. Bagi masyarakat suatu bangsa, pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang akan menentukan masa depannya. Menghadapi masa depan yang sudah pasti diisi dengan arus globalisasi dan keterbukaan serta kemajuan dunia informasi dan komunikasi, pendidikan akan semakin dihadapkan terhadap berbagai tantangan dan permasalahan yang lebih rumit dari pada masa sekarang atau sebelumnya.
Untuk itu, pembangunan di sektor pendidikan di masa depan perlu dirancang sedini mungkin agar berbagai tantangan dan permasalahan tersebut dapat diatasi. Dunia pendidikan nasional perlu dirancang agar mampu melahirkan generasi atau sumber daya manusia yang memiliki keunggulan pada era globalisasi dan keterbukaan arus informasi dan kemajuan alat komunikasi yang luar biasa. Dalam membangun pendidikan di masa depan perlu dirancang sistem pendidikan yang dapat menjawab harapan dan tantangan terhadap perubahan-perubahan yang terjadi. [1]
Sistem pendidikan yang dibangun tersebut perlu berkesinambungan dari pendidikan prasekolah, pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Salah satu dimensi yang tidak bisa dipisahkan dari pembangunan dunia pendidikan nasional di masa depan adalah kebijakan mengenai kurikulum.
Kurikulum merupakan jantungnya dunia pendidikan. Untuk itu, kurikulum di masa depan perlu dirancang dan disempurnakan untuk meningkatkan mutu pendidikan secara nasional dan meningkatkan mutu sumber daya manusia Indonesia. Mutu pendidikan yang tinggi diperlukan untuk menciptakan kehidupan yang cerdas, damai, terbuka, demokratis, dan mampu bersaing sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan semua warga negara Indonesia. Disini pemakalah akan membahas bagaimana kurikulum itu dirncang untuk masa yang akan datang.[2]

B.     Rumusan Masalah

1.      Apa yang dimaksud dengan kurikulum masa yang akan datang?
2.      Bagaimana pengembangan kurikulum masa yang akan datang?

C.     Tujuan Penulisan

1.      Apa yang dimaksud dengan kurikulum masa yang akan datang?
2.      Bagaimana pengembangan kurikulum masa yang akan datang?



BAB II
PEMBAHASAN


A.    Kurikulum Masa Yang Akan Datang

Kurikulum masa yang akan datang disebut juga kurikulum masa depan, yaitu kurikulum yang merangkumi pendekatan yang berpusatkan pada murid dan membolehkan mereka memahami kekuatan dan masing-masing serta berupaya belajar sepanjang hayat. Pengalaman belajar direka untuk membantu murid menyepadukan pengetahuan baru dan dimurnikan bagi melahirkan celik akal melalui banding beza, membuat induksi, deduksi dan menganalisis. Pengalaman belajar memberikan murid peluang untuk menggunakan pengetahuan secara bermakna bagi membolehkan mereka membuat keputusan dan untuk membentuk pemikiran kritikal, kreatif, dan futuristic serta penyelesaian penyelesaian masalah seperti Kajian Masa Depan.
Tujuan akhir pendidikan adalah agar anak didik mendapatkan ilmu, keterampilan, kompetensi, dan nilai yang memungkinkan mereka hidup produktif baik bagi dirinya ataupun lingkungannya. Hal di atas dapat dicapai jika kurikulum pendidikan berorientasi kemasa depan, disusun dengan mempertimbangkan beberapa pendapat futurulog yang dapat mengidentifikasi kejadian-kejadian potensial dimasa datang. Semua itu dipengaruhi oleh visi masa depan penyusun kurikulum tersebut.  Bila visi serta bayangan masa depan salah satu akan berimplikasi juga terhadap aktifitas pendidikan yang mereka lakukan. Visi pendidikan akan masa depan dipengaruhi oleh pengetahuan mereka dimasa lalu dan bacaan mereka sekarang.[3]


Alfin Tofler berpendapat bahwa seseorang tak dapat sepenuhnya membayangkan masa datang sebagai predeksi dari apa yang mereka lihat dan mereka dapati sekarang. Masa datang merupakan hasil dari beberapa factor yang tak dapat dikontrol, hasil dari kejadian atau keputusan dari beberapa opsi yang ada. Namun kenyataannya sebagian orang masih mengidentifikasikan masa depan yang didambakan, terbatas pada alat-alat yang mereka miliki. [4]

B.     Pengembangan Kurikulum Masa Yang Akan Datang

Pengembangan kurikulum masa depan atau masa yang akan datang harus sesuai dengan:
1.    Karakteristik masyarakat Indonesia pada masa depan.
Pada era globalisasi seperti sekarang ini yang serba menggunakan teknologi berpengaruh kepada pola tingkah laku masyarakat Indonesia seperti menjadi orang yang hedonisme, berkarakter pemalas, dan menghilangkan budaya yang ramah dan berbudi luhur. Hal ini juga pasti berpengaruh kepada karakter masyarakat pada masa depan. Dengan semakin majunya IPTEK, komunikasi, dan informasi khusunya sangat berpengaruh kepada pembentukan karakter masyarakat Indonesia.Kemajuan di era globalisasi ini mendatangkan malapetaka pula bagi segala aspek kehidupan yakni ekonomi, sosial budaya.Dalam hal sosial budaya kemjuan era teknologi ini menimbulkan karakteristik manusia sekarang dan yang akan datang khusunya masyarakat  Indonesia.
2.    Kebutuhan-kebutuhan pendidikan pada masa depan
Kurikulum harus dibentuk atas dasar kebutuhan masyarakat karena pendidikan ini berada di tengah-tengah masyarakat. Kurikulum sebagai panduan pendidikan, memegang peranan sentral dalam menentukan arah pendidikan. Dengan melihat pentingnya kurikulum sehingga dalam penyusunan kurikulum bukanlah hal yang mudah membutuhkan kajian yang mendalam dari berbagai disiplin ilmu khusunya sosial yang berisi tentang perilaku manusia. Perkembangan kurikulum Indonesia saat ini ialah seringnya pergantian kurikulum bahkan terlalu sering mengalami pergantian sehingga penerapan sebuah kurikulum belum tuntas di jalankan.
3.    Profil kurikulum pada masa depan
Kurikulum disusun untuk mengantisipasi perkembangan masa depan.Kurikulum untuk masa depan, dalam hal ini kurikulum sebagai focus pendidkan dalam membentuk generasi baru yaitu kurikulum dikembangkan untuk mengembangkan kehidupan masa depan dengan bentuk dan karakteristik masyarakat yang diinginkan bangsa sehingga bisa memenuhi kualitas yang diperlukan di kehidupan masa mendatang.

Kurikulum yang akan datang harus disusun berdasarkan sosial-budaya masyarakat. Kurikulum disusun bukan harus berdasarkan nilai, adat, cita-cita masyarakat saja tetapi juga harus berlandaskan semua dimensi kebudayaan seperti kehidupan keluarga, ekonomi, politik, pendidikan, dll. Kurikulum harus disusun dengan meperhatikan unsur fleksibilitas dan bersifat dinamis, sehingga kurikulum tersebut senantiasa relevan dengan masyarakat.[5]
Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum merupakan penjabaran dan upaya untuk mencapai tujuan satuan dan jenjang pendidikan tertentu. Tujuan kurikulum mengadung aspek-aspek pengetahuan, ketrampilan, sikap dan nilai. Pengembangan Kurikulum pada masa depan harus memenuhi prinsip-prinsip pengembangan kurikulum seperti:
1.      Prinsip Relevansi (Kesesuaian)
Pengembangan kurikulum yang meliputi tujuan, isi dan system penyampaian harus relevan (sesuai) dengan kebutuhan dan keadaan masyarakat, tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa, serta serasi dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. 


2.      Prinsip Efisiensidan Efektifitas
Pengembangan kurikulum harus mempertimbangkan segi efisien dan pendayagunaan dana, waktu, tenaga, dan sumber-sumber yang tersedia agar dapat mencapai hasil yang optimal. Dana yang terbat harus digunakan sedemikina rupa dalam rangka mendukung pelaksanaan pembelajaran. Waktu yang tersedia bagi siswa belajar disekolah juga terbatas sehingga harus dimanfaatkan secara tepat sesuai dengan tata ajaran dan bahan pembelajaran yang diperlukan. Tenaga disekolah juga sangat terbatas, baik dalam jumlah maupun dalam mutunya, hendaknya didaya gunakan secara efisien untuk melaksanakan proses pembelajaran. Demikian juga keterbatasan fasilitas ruangan, peralatan, dan sumber kerterbacaan, harus digunakan secara tepat oleh sswa dalam rangka pembelajaran, yang semuanya demi meningkatkan efektifitas atau keberhasilan siswa.
3.      Prinsip Fleksibilitas
Kurikulum yang luwes mudah disesuaikan, diubah, dilengkapi atau dikurangi berdasarkan tuntutan dan keadaan ekosistem dan kemampuan setempat, jadi tidak statis atau kaku. Misalnya dalam suatu kurikulum disediakan program pendidikan ketrampilan industri dan pertanian. Pelaksanaaan di kota, karena tidak tersedianya lahan pertanian., maka yang dialaksanakan program ketrampilan pendidikn industri. Sebaliknya, pelaksanaan di desa ditekankan pada program ketrampilan pertanian. Dalam hal ini lingkungan sekitar, keadaaan masyarakat, dan ketersediaan tenaga dan peralatan menjadi faktor pertimbangan dalam rangka pelaksanaan kurikulum.[6]
4.      Prinsip Kontiunitas
Kurikulum disusun secara berkesinambungan, artinya bagian-bagian, aspek-spek, materi, dan bahan kajian disusun secara berurutan, tidak terlepas-lepas, melainkan satu sama lain memilik hubungan fungsional yang bermakna, sesuai dengan jenjang pendidikan, struktur dalam satuan pendidikn, tingkat perkembangan siswa. Dengan prinsip ini, tampak jelas alur dan keterkaitan didalam kurikulum tersebut sehingga mempermudah guru dan siswa dalam melaksanakan proses pembelajaran. 
5.      Prinsip Keseimbangan
Penyusunan kurikulum memerhatikan keseimbangan secara proposional dan fungsional antara berbagai program dan sub-program, antara semau mata ajaran, ~~ Pengembangan Kurikulum 8 dan antara aspek-aspek perilaku yang ingin dikembangkan. Keseimbangan juga perlu diadakan antara teori dan praktik, antara unsur-unsur keilmuan sains, sosial, humaniora, dan keilmuan perilaku. Dengan keseimbangan tersebut diaharapkan terjalin perpaduan yang lengkap dan menyeluruh, yang satu sama lainnya saling memberikan sumbangan terhadap pengembangan pribadi. 
6.      Prinsip Keterpaduan
Kurikulum dirancang dan dilaksanakan berdasarkan prinsip keterpaduan, perencanaan terpadu bertitik tolak dari masalah atau topik dan konsistensi antara unsur-unsusrnya. Pelaksanaan terpadu dengan melibatkan semua pihak, baik di lingkungan sekolah maupun pada tingkat inter sektoral. Dengan keterpaduan ini diharapkan terbentuk pribadi yang bulat dan utuh. Disamping itu juga dilaksanakan keterpaduan dalam proses pembalajaran, baik dalam interaksi antar siswa dan guru maupun antara teori dan praktek. 
7.      Prinsip Mutu
 Pengembangan kurikulum berorientasi pada pendidikan mutu, yang berarti bahwa pelaksanaan pembelajaran yang bermutu ditentukan oleh derajat mutu guru, kegiatan belajar mengajar, peralatan,/media yang bermutu. Hasil pendidikan yang bermutu diukur berdasarkan kriteria tujuan pendidikan nasional yang diharapkan[7]



C.     Landasan Kurikulum

Dalam pengembangan kurikulum masa depan tetap harus berlandaskan dengan beberapa landasan utama dalam pengembangan suatu kurikulum yaitu:
1.      Landasan Filosofis
            Landasan filosofis mengacu pada petingnya filsafat dalam melaksanakan, membina, dan mengembangkan kurikulum di sekolah. Filsafat pendidikan pada dasarnya adlah penerapan dari pemikiran-pemikiran filosofis untuk memecahkan masalah-masalah pendidikan. Menurut mudyahardjo (1989), terdapat tiga sistem pemikiran filsafat yang sangat besar pengaruhnya terhadap pendidikan di Indonesia. Ketiga sistem filsafat tersebut yaitu idealisme, realisme, dan pragmatisma.
            Filsafat merupakan perangkat nilai-nilai yang melandasi dan membimbing ke arah pencapaian tujuan pendidikan. Falasafah yang dianut oleh suatu negara bagaimanapun akan mewarnai tujuan pendidikan di negara tersebut. Dengan demikian, tujuan pendidikan setiap negara akan berbeda dengan negara lainnya, disesuaikan dengan falsafah yang dianut oleh negara-negara tersebut. Tujuan pendidikan pada dasarnya merupakan rumusan yang komperhensif mengenai apa yang seharusnya dicapai.
2.      Landasan Psikologis
            Kondisi psikologis merupakan karakteristik psiko-fisik seseorang sebagai individu, yang dinyatakan dalam berbagai bentuk perilaku dalam Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia, sedangkan kurikulum adalah upaya menentukan program pendidikanuntuk mengubah perilaku manusia.Siswa adalah individu yang sedang berada dala proses perkembangan, seperti perkembanga fisik atau jasmani, intelektual, social, emosional, moral. Tugas utama seorang guru adalah membantu mengoptimalkan perkembangan siswa. [8]
           
            Psikologi belajar berkenaan atau memberikan sumbangan bagi kurikulum dalam hal bagaimana kurikulum itu diberikan kepada siswa dan bagaimana siswa harus mempelajarinya.Psikologi perkembangan diperlukan terutama dalam menentukan isi kurikulum yang diberikan kepada siswa agar tingkat keluasan dan kedalaman materi atau bahan ajar sesuai dengan taraf perkembangan siswa.
3.      Landasan Sosial Budaya
            Kurikulum sebagai rencana pendidikan sebagai suatu rancangan yang menentukan pelaksanaaan dan hasil pendidikan. Pendidikan mempersiapkan generasi muda untuk terjun ke lingkungan masyarakat. Pendidikan bukan hanya untuk hanya pendidikan, tetapi memberikan bekal pengetahuan, keterampilan serta nilai-nilai untuk hidup, bekerja dan mencapai perkembangan lebih lanjut di masyarakat. Menurut Israel Scheffler (1958), melalui pendidikan manusia mengenal peradaban masa lalu, turut serta dalam peradaban masa sekarang dan membuat peradaban masa yang akan datang. [9]
4.      Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Tekonologi
            Pendidikan juga mendapatkan pengaruh yang cukup besar dari ilmu teknologi. Pendidikan sangat erat hubungan dengan kehidupan sosial, sebab, pendidikan merupakan salah satu aspek sosial. Pendidikan tidak terbatas pada pendidikan formal saja, melainkan juga pendidikan non formal, sebab pendidikan meliputi segala usaha sendiri atau usaha pihak luar untuk meningkatkan pengetahuan dan kecakapan, memperoleh keterampilan dan membentuk sikap-sikap tertentu. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi secara tidak langsung maupun tidak langsung menuntut perkembangan pendidikan. Pengaruh langsung ilmu pengetahuan dan teknologi adalah memberikan isi atau materi atau bahan yang akan disampaikan dalam pendidikan. Pengaruh tak langsung adalah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, menyebabkan perkembangan masyarakat menimbulkan problema-problema baru yang menuntut pemecahan dengan pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan baru yang dikembangkan dalam pendidikan.[10]
5.      Landasan pedagogis
       Secara substansial KBK juga mempunyai landasan paedagogis yaitu (1) adanya pergesaran dari pembelajaran kelompok ke arah pembelajaran individual;(2)             pengembangan konsep belajar tuntas(mastery learning); (3) pengembangan sistem belajar dengan modul; (4) pengembangan sistem belajar percepatan (accelerated learning); (5) pengembangan pembelajaran berorientasi pada hasil belajar (learning outcomes); (6) proses pembelajaran menggunakan pendekatan student aktive learning (SAL) sehingga peserta didik mampu belajar tentang bagaimana ia harus belajar( learning how to learn); (7) proses pembelajaran terintegratif, dimana arah pembelajaran tidak hanya untuk tahu (learning to now), tetapi juga belajar untuk bisa melakukan dan memiliki kompetensi/ kecakapan tertentu( learning to do) belajar juga untuk mampu mengapresiasi, memahami dan mengakui keanekaragaman dalam hidup( learning to live together), dan belajar untuk mengaktualisasikan diri sebagai individu untuk menemukan kepribadian sendiri (learning to be).[11]




D.    Tujuan Pendidikan Nasional Masa yang akan datang

Tujuan Pendidikan Nasional di masa depan adalah untuk mewujudkan kesejahteraan dan kebahagiaan bagi seluruh rakyatnya, dan hidup sejajar dan terhormat di kalangan bangsa-bangsa lain. Demikian pula bangsa Indonesia bercita-cita untuk hidup dalam kesejahteraan dan kebahagiaan, duduk sama rendah dan tegak sama tinggi serta terhormat di kalangan bangsa-bangsa lain di dunia global. Semua ini dapat dan harus dicapai dengan kemauan dan kemampuan sendiri, yang hanya dapat ditumbuhkembangkan melalui pendidikan yang harus diikuti oleh seluruh anak bangsa. 6
Tujuan pendidikan nasional Masa Depan/Abad-21 dirumuskan sebagai berikut ini. Pendidikan Nasional di Abad-21 bertujuan untuk mewujudkan cita-cita bangsa, yaitu masyarakat bangsa Indonesia yang sejahtera dan bahagia, dengan kedudukan yang terhormat dan setara dengan bangsa lain dalam dunia global, melalui pembentukan masyarakat yang terdiri dari sumber daya manusia yang berkualitas, yaitu pribadi yang mandiri, berkemauan dan berkemampuan untuk mewujudkan cita-cita bangsanya.[12]

E.     Tantangan Pendidikan Masa Depan

Untuk masa depan, pendidikan harus dapat mengantisipasi dan mengelolah masa depan sekolah agar program sekolah dapat merespon terhadap kebutuhan anak didik, bukan hanya saja dalam praktek tetapi aplikasinya kepada pekerjaan, tapi yang penting adalah membuat mereka mengerti, menerima dan menghargai kenyataan yang ditemui. Hal tersebut tidak mudah karena selama ini sekolah telah terbiasa berperan sebagai alat untuk mempertahankan kebudayaan secara konservatif.
Sekolah memerlukan organisasi agar dapat mengelolah dasar dan kecepatan tingkat perubahan. Pengelolaan tidak lagi diatur oleh segelintir orang yang membuat keputusan apa yang terbaik untuk masyarakat. Tofler mengatakan bahwa dalam mendisain  sistim pendidikan hari esok harus melibatkan segala pihak termasuk keinginan anak didik tentang masa depan yang dihadapinya yang jauh lebih komplit.
Bayangan masa depan juga dipengaruhi sikap mental ideologi. Tapi kebanyakan kita percaya harus melanjutkan rancangan program pendidikan yang menekankan individualisme, rationalisme, kekeluargaan, agama dan kebangsaan. Pada akhirnya kita harus sadar bahwa kurikulum masa depan adalah suatu pilihan alternatif bagi seluruh manusia.
Pembuat kurikulum harus menciptakan program agar seluruh pelajar dapat berfungsi optimal dalam masyarakat masa depan. Tugas berat ini memang berat dan mungkin sangat susah dicapai, namun demikian harus disadari bahwa kurikulum bertanggung jawab pada mewariskan kebudayaan.[13]



BAB III
PENUTUP


A.    Kesimpulan

Kurikulum masa yang akan datang disebut juga kurikulum masa depan, yaitu kurikulum yang merangkumi pendekatan yang berpusatkan pada murid dan membolehkan mereka memahami kekuatan dan masing-masing serta berupaya belajar sepanjang hayat. Untuk menyiasati berbagai hal terkait dengan KurikulumMasa yang akan datang, diperlukan sejumlah prasyarat di mana semua pihak perlu memiliki komitmen, memahami berbagai permasalahan terkait dengan kurikulummasa yang akan datang, memiliki sarana dan prasarana pendukung yang memadai, serta mampu & mau memanfaatkan ilmu dan teknologi yang tersedia.

B.     Saran

Semoga dengan memahami secara komprehensif Kurikulum Masa yang akan datang, kita dapat memanfaatkan secara optimal dalam mengembangkan dan mengimplementasikan Kurikulum sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan masa yang akan datang. Demikian juga halnya dengan memahami KurikulumMasa yang akan datang, kita dapat memanfaatkan berbagai peluang maupun tantangan untuk hal-hal yang positif, serta mampu mengantarkan anak-anak bangsa ini menjadi bangsa yang bermartabat di mata bangsanya maupun di mata internasional.



DAFTAR PUSTAKA


Mudlofir, Ali, 2012, Aplikasi Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan Bahan ajar dalam Pendidikan Agama Islam, Cet. 2, Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.
Sukmadinata, Nana Syaodih, 2015, Pengembangan Kurikulum, Cet. 18, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Sumber lain:
Departemen Pendidikan Nasional Badan Penelitian Dan Pengembangan Pusat Kurikulum, 2007, Gagasan Kurikulum Masa Depan, diakses dari file:///C:/Users/septa/Downloads/40_Gagasan_Kurikulum_Masa_Depan.pdf pada tanggal 11 Mei 2016 ukul 14.04 WIB.
Dik B, 2011, Sejarah Kurikulum, diakses dari http://bahasaindonesiaupidikb2011.blogspot.co.id/20 13 /04/resume-kelompok-7perkembangan.html  pada tanggal 11 Mei 2016 pukul 14.15 WIB.
Katika, Yulianti, 2013,  Kurikulum Masa Yang Akan Datang, diakses dari https://yuliantikatika.wordpress.com/2013/05/23/kurikulum-masa-yang-akan-datang/ pada tanggal 12 Mei 2016 13.00 WIB.
Sapricilia, Gledy, 2012, Pengembangan Kurikulum, diakses dari https://gledysapricilia.files.wordpress.com/2012/06/pengembangan-kurikulum.pdf pada tanggal 11 Mei 2016 Pukul 11.17 WIB.
Setiawati, Sulistiana, 2014, Pendekatan dan Model Pengembangan Kurikulum, diakses dari  http://sulistianasetiawati.blogspot.co.id/2014/11/pendekatan-dan-model-pengembangan.html pada tanggal 12 Mei 2016 pukul 11.15 WIB.


[1] Departemen Pendidikan Nasional Badan Penelitian Dan Pengembangan Pusat Kurikulum, Gagasan Kurikulum Masa Depan, diakses dari file:///C:/Users/septa/Downloads/40_Gagasan_Kurikulum_Masa_Depan.pdf pada tanggal 11 Mei 2016 ukul 14.04 WIB
[2]  Ibid., Hlm. 1
[3] Yulianti Katika, Kurikulum Masa Yang Akan Datang, diakses dari https://yuliantikatika.wordpress.com/2013/05/23/kurikulum-masa-yang-akan-datang/ pada tanggal 12 Mei 2016 13.00 WIB
[4] Ibid., Hlm. 3
[5] Dik B, Sejarah Kurikulum, diakses dari http://bahasaindonesiaupidikb2011.blogspot.co.id/20 13 /04/resume-kelompok-7perkembangan.html  pada tanggal 11 Mei 2016 pukul 14.15 WIB

[6] Gledy Sapricilia, Pengembangan Kurikulum, diakses dari https://gledysapricilia.files.wordpress.com/2012/06/pengembangan-kurikulum.pdf pada tanggal 11 Mei 2016 Pukul 11.17 WIB
[7] Ibid., Hlm. 6
[8] Sulistiana Setiawati, Pendekatan dan Model Pengembangan Kurikulum, diakses dari  http://sulistianasetiawati.blogspot.co.id/2014/11/pendekatan-dan-model-pengembangan.html pada tanggal 12 Mei 2016 pukul 11.15 WIB
[9] Ibid., Hlm. 8
[10] Prof. Dr. Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum, Cet. 18, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2015), Hlm. 38

[11] Dr. H. Ali Mudlofir, M. Ag, Aplikasi Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan Bahan ajar dalam Pendidikan Agama Islam, Cet. 2, (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2012), Hlm. 25

[12] Yulianti Katika, Kurikulum Masa Yang Akan Datang, diakses dari https://yuliantikatika.wordpress.com/2013/05/23/kurikulum-masa-yang-akan-datang/ pada tanggal 12 Mei 2016 13.00 WIB
[13]  Ibid., Hlm. 11