KATA
PENGANTAR
Puji
dan syukur pemakalah panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat
dan karunia-Nya pemakalah dapat menyelesaikan makalah tentang “Kurikulum Masa
Yang Akan Datang” ini dengan baik meskipun banyak kekurangan di dalamnya. Pemakalah
juga berterima kasih kepada bapak Ervawi, M.Pd selaku Dosen mata kuliah Kurikulum
dan Pembelajaran yang telah memberikan tugas ini kepada pemakalah. Sehingga
pemakalah dapat mengkaji dan memberikan pengetahuan tentang bagaimana pendidikan
itu harus dilakukan dimasa yang akan datang sesuai dengan perkembangan zaman
dan kebutuhan dimasa yang akan datang.
Pemakalah sangat
berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan pengetahuan
kita tentang bagaimana pendidikan itu harus dikembangkan sesuai dengan
kebutuhan dan perkembangan zaman (fleksibel). Semoga makalah ini bisa dengan
mudah dipahami oleh pembaca dan dapat memberikan kontribusi positif kepada
pembaca. Sebelumnya pemakalah mohon maaf apabila terjadi kesalahan yang kurang
berkenan. Serta pemakalah menerima kritik dan saran yang membangun demi
perbaikan ke arah yang lebih baik.
Pemakalah,
Pangkalpinang, 15 Mei 2016
Pemakalah
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kualitas sumber daya
manusia bangsa Indonesia saat ini masih sangat rendah jika dibandingkan dengan
negara lain bahkan dengan sesama anggota ASEAN. Salah satu faktor utama
rendahnya kualitas sumber daya manusia ini tentu berhubungan dengan dunia
pendidikan nasional. Program pendidikan nasional yang dirancang diyakini belum
berhasil menjawab harapan dan tantangan masa kini maupun di masa depan. Dalam
menghadapi harapan dan tantangan di masa depan, pendidikan merupakan sesuatu
yang sangat berharga dan dibutuhkan.
Pendidikan di masa
depan memainkan peranan yang sangat fundamental di mana cita-cita suatu bangsa
dan negara dapat diraih. Bagi masyarakat suatu bangsa, pendidikan merupakan
suatu kebutuhan yang akan menentukan masa depannya. Menghadapi masa depan yang
sudah pasti diisi dengan arus globalisasi dan keterbukaan serta kemajuan dunia
informasi dan komunikasi, pendidikan akan semakin dihadapkan terhadap berbagai
tantangan dan permasalahan yang lebih rumit dari pada masa sekarang atau
sebelumnya.
Untuk itu, pembangunan
di sektor pendidikan di masa depan perlu dirancang sedini mungkin agar berbagai
tantangan dan permasalahan tersebut dapat diatasi. Dunia pendidikan nasional
perlu dirancang agar mampu melahirkan generasi atau sumber daya manusia yang
memiliki keunggulan pada era globalisasi dan keterbukaan arus informasi dan
kemajuan alat komunikasi yang luar biasa. Dalam membangun pendidikan di masa
depan perlu dirancang sistem pendidikan yang dapat menjawab harapan dan
tantangan terhadap perubahan-perubahan yang terjadi. [1]
Sistem pendidikan yang
dibangun tersebut perlu berkesinambungan dari pendidikan prasekolah, pendidikan
dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Salah satu dimensi yang
tidak bisa dipisahkan dari pembangunan dunia pendidikan nasional di masa depan
adalah kebijakan mengenai kurikulum.
Kurikulum merupakan
jantungnya dunia pendidikan. Untuk itu, kurikulum di masa depan perlu dirancang
dan disempurnakan untuk meningkatkan mutu pendidikan secara nasional dan
meningkatkan mutu sumber daya manusia Indonesia. Mutu pendidikan yang tinggi
diperlukan untuk menciptakan kehidupan yang cerdas, damai, terbuka, demokratis,
dan mampu bersaing sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan semua warga negara
Indonesia. Disini pemakalah akan membahas bagaimana kurikulum itu dirncang
untuk masa yang akan datang.[2]
B. Rumusan Masalah
1. Apa
yang dimaksud dengan kurikulum masa yang akan datang?
2. Bagaimana
pengembangan kurikulum masa yang akan datang?
C. Tujuan Penulisan
1. Apa
yang dimaksud dengan kurikulum masa yang akan datang?
2. Bagaimana
pengembangan kurikulum masa yang akan datang?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kurikulum Masa Yang Akan Datang
Kurikulum masa
yang akan datang disebut juga kurikulum masa depan, yaitu kurikulum yang
merangkumi pendekatan yang berpusatkan pada murid dan membolehkan mereka
memahami kekuatan dan masing-masing serta berupaya belajar sepanjang hayat.
Pengalaman belajar direka untuk membantu murid menyepadukan pengetahuan baru
dan dimurnikan bagi melahirkan celik akal melalui banding beza, membuat induksi,
deduksi dan menganalisis. Pengalaman belajar memberikan murid peluang untuk
menggunakan pengetahuan secara bermakna bagi membolehkan mereka membuat
keputusan dan untuk membentuk pemikiran kritikal, kreatif, dan futuristic serta
penyelesaian penyelesaian masalah seperti Kajian Masa Depan.
Tujuan akhir
pendidikan adalah agar anak didik mendapatkan ilmu, keterampilan, kompetensi,
dan nilai yang memungkinkan mereka hidup produktif baik bagi dirinya ataupun
lingkungannya. Hal di atas dapat dicapai jika kurikulum pendidikan berorientasi
kemasa depan, disusun dengan mempertimbangkan beberapa pendapat futurulog yang
dapat mengidentifikasi kejadian-kejadian potensial dimasa datang. Semua itu
dipengaruhi oleh visi masa depan penyusun kurikulum tersebut. Bila visi serta
bayangan masa depan salah satu akan berimplikasi juga terhadap aktifitas
pendidikan yang mereka lakukan. Visi pendidikan akan masa depan dipengaruhi
oleh pengetahuan mereka dimasa lalu dan bacaan mereka sekarang.[3]
Alfin Tofler berpendapat
bahwa seseorang tak dapat sepenuhnya membayangkan masa datang sebagai predeksi
dari apa yang mereka lihat dan mereka dapati sekarang. Masa datang merupakan
hasil dari beberapa factor yang tak dapat dikontrol, hasil dari kejadian atau
keputusan dari beberapa opsi yang ada. Namun kenyataannya sebagian orang masih
mengidentifikasikan masa depan yang didambakan, terbatas pada alat-alat yang
mereka miliki. [4]
B. Pengembangan
Kurikulum Masa Yang Akan Datang
Pengembangan kurikulum masa depan
atau masa yang akan datang harus sesuai dengan:
1. Karakteristik masyarakat Indonesia pada masa depan.
Pada era globalisasi seperti
sekarang ini yang serba menggunakan teknologi berpengaruh kepada pola tingkah
laku masyarakat Indonesia seperti menjadi orang yang hedonisme, berkarakter
pemalas, dan menghilangkan budaya yang ramah dan berbudi luhur. Hal ini juga
pasti berpengaruh kepada karakter masyarakat pada masa depan. Dengan semakin
majunya IPTEK, komunikasi, dan informasi khusunya sangat berpengaruh kepada pembentukan
karakter masyarakat Indonesia.Kemajuan di era globalisasi ini mendatangkan
malapetaka pula bagi segala aspek kehidupan yakni ekonomi, sosial budaya.Dalam
hal sosial budaya kemjuan era teknologi ini menimbulkan karakteristik manusia
sekarang dan yang akan datang khusunya masyarakat Indonesia.
2. Kebutuhan-kebutuhan pendidikan pada masa depan
Kurikulum harus dibentuk atas dasar
kebutuhan masyarakat karena pendidikan ini berada di tengah-tengah masyarakat.
Kurikulum sebagai panduan pendidikan, memegang peranan sentral dalam menentukan
arah pendidikan. Dengan melihat pentingnya kurikulum sehingga dalam penyusunan
kurikulum bukanlah hal yang mudah membutuhkan kajian yang mendalam dari
berbagai disiplin ilmu khusunya sosial yang berisi tentang perilaku manusia.
Perkembangan kurikulum Indonesia saat ini ialah seringnya pergantian kurikulum
bahkan terlalu sering mengalami pergantian sehingga penerapan sebuah kurikulum
belum tuntas di jalankan.
3. Profil kurikulum pada masa depan
Kurikulum disusun untuk mengantisipasi perkembangan masa depan.Kurikulum
untuk masa depan, dalam hal ini kurikulum sebagai focus pendidkan dalam
membentuk generasi baru yaitu kurikulum dikembangkan untuk mengembangkan
kehidupan masa depan dengan bentuk dan karakteristik masyarakat yang diinginkan
bangsa sehingga bisa memenuhi kualitas yang diperlukan di kehidupan
masa mendatang.
Kurikulum yang akan datang harus
disusun berdasarkan sosial-budaya masyarakat. Kurikulum disusun bukan harus berdasarkan nilai, adat, cita-cita
masyarakat saja tetapi juga harus berlandaskan semua dimensi kebudayaan seperti
kehidupan keluarga, ekonomi, politik, pendidikan, dll. Kurikulum harus disusun
dengan meperhatikan unsur fleksibilitas dan bersifat dinamis, sehingga
kurikulum tersebut senantiasa relevan dengan masyarakat.[5]
Prinsip-prinsip
pengembangan kurikulum merupakan penjabaran dan upaya untuk mencapai tujuan
satuan dan jenjang pendidikan tertentu. Tujuan kurikulum mengadung aspek-aspek
pengetahuan, ketrampilan, sikap dan nilai. Pengembangan Kurikulum pada masa
depan harus memenuhi prinsip-prinsip pengembangan kurikulum seperti:
1.
Prinsip
Relevansi (Kesesuaian)
Pengembangan
kurikulum yang meliputi tujuan, isi dan system penyampaian harus relevan
(sesuai) dengan kebutuhan dan keadaan masyarakat, tingkat perkembangan dan
kebutuhan siswa, serta serasi dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
2.
Prinsip Efisiensidan
Efektifitas
Pengembangan
kurikulum harus mempertimbangkan segi efisien dan pendayagunaan dana, waktu,
tenaga, dan sumber-sumber yang tersedia agar dapat mencapai hasil yang optimal.
Dana yang terbat harus digunakan sedemikina rupa dalam rangka mendukung
pelaksanaan pembelajaran. Waktu yang tersedia bagi siswa belajar disekolah juga
terbatas sehingga harus dimanfaatkan secara tepat sesuai dengan tata ajaran dan
bahan pembelajaran yang diperlukan. Tenaga disekolah juga sangat terbatas, baik
dalam jumlah maupun dalam mutunya, hendaknya didaya gunakan secara efisien
untuk melaksanakan proses pembelajaran. Demikian juga keterbatasan fasilitas ruangan,
peralatan, dan sumber kerterbacaan, harus digunakan secara tepat oleh sswa
dalam rangka pembelajaran, yang semuanya demi meningkatkan efektifitas atau
keberhasilan siswa.
3.
Prinsip
Fleksibilitas
Kurikulum
yang luwes mudah disesuaikan, diubah, dilengkapi atau dikurangi berdasarkan
tuntutan dan keadaan ekosistem dan kemampuan setempat, jadi tidak statis atau
kaku. Misalnya dalam suatu kurikulum disediakan program pendidikan ketrampilan
industri dan pertanian. Pelaksanaaan di kota, karena tidak tersedianya lahan
pertanian., maka yang dialaksanakan program ketrampilan pendidikn industri.
Sebaliknya, pelaksanaan di desa ditekankan pada program ketrampilan pertanian.
Dalam hal ini lingkungan sekitar, keadaaan masyarakat, dan ketersediaan tenaga
dan peralatan menjadi faktor pertimbangan dalam rangka pelaksanaan kurikulum.[6]
4.
Prinsip
Kontiunitas
Kurikulum
disusun secara berkesinambungan, artinya bagian-bagian, aspek-spek, materi, dan
bahan kajian disusun secara berurutan, tidak terlepas-lepas, melainkan satu sama
lain memilik hubungan fungsional yang bermakna, sesuai dengan jenjang
pendidikan, struktur dalam satuan pendidikn, tingkat perkembangan siswa. Dengan
prinsip ini, tampak jelas alur dan keterkaitan didalam kurikulum tersebut
sehingga mempermudah guru dan siswa dalam melaksanakan proses
pembelajaran.
5.
Prinsip
Keseimbangan
Penyusunan
kurikulum memerhatikan keseimbangan secara proposional dan fungsional antara
berbagai program dan sub-program, antara semau mata ajaran, ~~ Pengembangan
Kurikulum 8 dan antara aspek-aspek perilaku yang ingin dikembangkan.
Keseimbangan juga perlu diadakan antara teori dan praktik, antara unsur-unsur
keilmuan sains, sosial, humaniora, dan keilmuan perilaku. Dengan keseimbangan
tersebut diaharapkan terjalin perpaduan yang lengkap dan menyeluruh, yang satu
sama lainnya saling memberikan sumbangan terhadap pengembangan pribadi.
6.
Prinsip
Keterpaduan
Kurikulum
dirancang dan dilaksanakan berdasarkan prinsip keterpaduan, perencanaan terpadu
bertitik tolak dari masalah atau topik dan konsistensi antara unsur-unsusrnya.
Pelaksanaan terpadu dengan melibatkan semua pihak, baik di lingkungan sekolah
maupun pada tingkat inter sektoral. Dengan keterpaduan ini diharapkan terbentuk
pribadi yang bulat dan utuh. Disamping itu juga dilaksanakan keterpaduan dalam
proses pembalajaran, baik dalam interaksi antar siswa dan guru maupun antara
teori dan praktek.
7.
Prinsip Mutu
Pengembangan kurikulum berorientasi pada
pendidikan mutu, yang berarti bahwa pelaksanaan pembelajaran yang bermutu
ditentukan oleh derajat mutu guru, kegiatan belajar mengajar, peralatan,/media
yang bermutu. Hasil pendidikan yang bermutu diukur berdasarkan kriteria tujuan
pendidikan nasional yang diharapkan[7]
C. Landasan Kurikulum
Dalam pengembangan kurikulum masa depan tetap harus berlandaskan
dengan beberapa landasan utama dalam pengembangan suatu kurikulum yaitu:
1.
Landasan
Filosofis
Landasan filosofis mengacu pada petingnya
filsafat dalam melaksanakan, membina, dan mengembangkan kurikulum di sekolah.
Filsafat pendidikan pada dasarnya adlah penerapan dari pemikiran-pemikiran
filosofis untuk memecahkan masalah-masalah pendidikan. Menurut mudyahardjo
(1989), terdapat tiga sistem pemikiran filsafat yang sangat besar pengaruhnya
terhadap pendidikan di Indonesia. Ketiga sistem filsafat tersebut yaitu
idealisme, realisme, dan pragmatisma.
Filsafat
merupakan perangkat nilai-nilai yang melandasi dan membimbing ke arah
pencapaian tujuan pendidikan. Falasafah yang dianut oleh suatu negara
bagaimanapun akan mewarnai tujuan pendidikan di negara tersebut. Dengan
demikian, tujuan pendidikan setiap negara akan berbeda dengan negara lainnya,
disesuaikan dengan falsafah yang dianut oleh negara-negara tersebut. Tujuan
pendidikan pada dasarnya merupakan rumusan yang komperhensif mengenai apa
yang seharusnya dicapai.
2.
Landasan Psikologis
Kondisi psikologis merupakan karakteristik psiko-fisik
seseorang sebagai individu, yang dinyatakan dalam berbagai bentuk perilaku
dalam Psikologi adalah
ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia, sedangkan kurikulum adalah upaya
menentukan program pendidikanuntuk mengubah perilaku manusia.Siswa adalah
individu yang sedang berada dala proses perkembangan, seperti perkembanga fisik
atau jasmani, intelektual, social, emosional, moral. Tugas utama seorang guru
adalah membantu mengoptimalkan perkembangan siswa. [8]
Psikologi belajar berkenaan atau memberikan sumbangan
bagi kurikulum dalam hal bagaimana kurikulum itu diberikan kepada siswa dan bagaimana siswa harus
mempelajarinya.Psikologi perkembangan diperlukan terutama dalam menentukan isi
kurikulum yang diberikan kepada siswa agar tingkat keluasan dan kedalaman
materi atau bahan ajar sesuai dengan taraf perkembangan siswa.
3.
Landasan Sosial
Budaya
Kurikulum sebagai rencana pendidikan sebagai suatu
rancangan yang menentukan pelaksanaaan dan hasil pendidikan. Pendidikan
mempersiapkan generasi muda untuk terjun ke lingkungan masyarakat. Pendidikan
bukan hanya untuk hanya pendidikan, tetapi memberikan bekal pengetahuan,
keterampilan serta nilai-nilai untuk hidup, bekerja dan mencapai perkembangan
lebih lanjut di masyarakat. Menurut Israel Scheffler (1958), melalui pendidikan
manusia mengenal peradaban masa lalu, turut serta dalam peradaban masa sekarang
dan membuat peradaban masa yang akan datang. [9]
4.
Perkembangan
Ilmu Pengetahuan dan Tekonologi
Pendidikan juga
mendapatkan pengaruh yang cukup besar dari ilmu teknologi. Pendidikan sangat
erat hubungan dengan kehidupan sosial, sebab, pendidikan merupakan salah satu
aspek sosial. Pendidikan tidak terbatas pada pendidikan formal saja, melainkan
juga pendidikan non formal, sebab pendidikan meliputi segala usaha sendiri atau
usaha pihak luar untuk meningkatkan pengetahuan dan kecakapan, memperoleh
keterampilan dan membentuk sikap-sikap tertentu. Perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi secara tidak langsung maupun tidak langsung menuntut perkembangan
pendidikan. Pengaruh langsung ilmu pengetahuan dan teknologi adalah memberikan
isi atau materi atau bahan yang akan disampaikan dalam pendidikan. Pengaruh tak
langsung adalah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, menyebabkan
perkembangan masyarakat menimbulkan problema-problema baru yang menuntut
pemecahan dengan pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan baru yang
dikembangkan dalam pendidikan.[10]
5.
Landasan
pedagogis
Secara substansial KBK juga mempunyai landasan paedagogis
yaitu (1) adanya pergesaran dari pembelajaran kelompok ke arah pembelajaran
individual;(2) pengembangan
konsep belajar tuntas(mastery learning);
(3) pengembangan sistem belajar dengan modul; (4) pengembangan sistem belajar
percepatan (accelerated learning);
(5) pengembangan pembelajaran berorientasi pada hasil belajar (learning outcomes); (6) proses pembelajaran
menggunakan pendekatan student aktive
learning (SAL) sehingga peserta didik mampu belajar tentang bagaimana ia
harus belajar( learning how to learn);
(7) proses pembelajaran terintegratif, dimana arah pembelajaran tidak hanya
untuk tahu (learning to now), tetapi
juga belajar untuk bisa melakukan dan memiliki kompetensi/ kecakapan tertentu( learning to do) belajar juga untuk
mampu mengapresiasi, memahami dan mengakui keanekaragaman dalam hidup( learning to live together), dan
belajar untuk mengaktualisasikan diri sebagai individu untuk menemukan
kepribadian sendiri (learning to be).[11]
D. Tujuan Pendidikan Nasional Masa yang akan datang
Tujuan Pendidikan Nasional di masa depan adalah
untuk mewujudkan kesejahteraan dan kebahagiaan bagi seluruh rakyatnya, dan
hidup sejajar dan terhormat di kalangan bangsa-bangsa lain. Demikian pula
bangsa Indonesia bercita-cita untuk hidup dalam kesejahteraan dan kebahagiaan,
duduk sama rendah dan tegak sama tinggi serta terhormat di kalangan
bangsa-bangsa lain di dunia global. Semua ini dapat dan harus dicapai dengan
kemauan dan kemampuan sendiri, yang hanya dapat ditumbuhkembangkan melalui
pendidikan yang harus diikuti oleh seluruh anak bangsa. 6
Tujuan pendidikan nasional Masa Depan/Abad-21
dirumuskan sebagai berikut ini. Pendidikan Nasional di Abad-21 bertujuan
untuk mewujudkan cita-cita bangsa, yaitu masyarakat bangsa Indonesia yang
sejahtera dan bahagia, dengan kedudukan yang terhormat dan setara dengan bangsa
lain dalam dunia global, melalui pembentukan masyarakat yang terdiri dari
sumber daya manusia yang berkualitas, yaitu pribadi yang mandiri, berkemauan
dan berkemampuan untuk mewujudkan cita-cita bangsanya.[12]
E. Tantangan
Pendidikan Masa Depan
Untuk masa depan,
pendidikan harus dapat mengantisipasi dan mengelolah masa depan sekolah agar
program sekolah dapat merespon terhadap kebutuhan anak didik, bukan hanya saja
dalam praktek tetapi aplikasinya kepada pekerjaan, tapi yang penting adalah
membuat mereka mengerti, menerima dan menghargai kenyataan yang ditemui. Hal
tersebut tidak mudah karena selama ini sekolah telah terbiasa berperan sebagai
alat untuk mempertahankan kebudayaan secara konservatif.
Sekolah memerlukan
organisasi agar dapat mengelolah dasar dan kecepatan tingkat perubahan.
Pengelolaan tidak lagi diatur oleh segelintir orang yang membuat keputusan apa
yang terbaik untuk masyarakat. Tofler mengatakan bahwa dalam mendisain
sistim pendidikan hari esok harus melibatkan segala pihak termasuk keinginan
anak didik tentang masa depan yang dihadapinya yang jauh lebih komplit.
Bayangan masa depan juga
dipengaruhi sikap mental ideologi. Tapi kebanyakan kita percaya harus
melanjutkan rancangan program pendidikan yang menekankan individualisme,
rationalisme, kekeluargaan, agama dan kebangsaan. Pada akhirnya kita harus
sadar bahwa kurikulum masa depan adalah suatu pilihan alternatif bagi seluruh
manusia.
Pembuat kurikulum harus
menciptakan program agar seluruh pelajar dapat berfungsi optimal dalam
masyarakat masa depan. Tugas berat ini memang berat dan mungkin sangat susah
dicapai, namun demikian harus disadari bahwa kurikulum bertanggung jawab pada
mewariskan kebudayaan.[13]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kurikulum masa yang akan datang disebut
juga kurikulum masa depan, yaitu kurikulum yang merangkumi pendekatan yang
berpusatkan pada murid dan membolehkan mereka memahami kekuatan dan
masing-masing serta berupaya belajar sepanjang hayat. Untuk
menyiasati berbagai hal terkait dengan KurikulumMasa yang akan datang, diperlukan sejumlah prasyarat di mana semua
pihak perlu memiliki komitmen, memahami berbagai permasalahan terkait dengan
kurikulummasa yang akan datang, memiliki sarana dan prasarana pendukung yang
memadai, serta mampu & mau memanfaatkan ilmu dan teknologi yang tersedia.
B. Saran
Semoga dengan memahami
secara komprehensif Kurikulum Masa yang akan datang, kita dapat memanfaatkan
secara optimal dalam mengembangkan dan mengimplementasikan Kurikulum sesuai
dengan kebutuhan dan tuntutan masa yang akan datang. Demikian juga halnya
dengan memahami KurikulumMasa yang akan datang, kita dapat memanfaatkan
berbagai peluang maupun tantangan untuk hal-hal yang positif, serta mampu
mengantarkan anak-anak bangsa ini menjadi bangsa yang bermartabat di mata
bangsanya maupun di mata internasional.
DAFTAR
PUSTAKA
Mudlofir, Ali, 2012, Aplikasi Pengembangan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan dan Bahan ajar dalam Pendidikan Agama Islam, Cet. 2, Jakarta:
PT. Rajagrafindo Persada.
Sukmadinata,
Nana Syaodih, 2015, Pengembangan
Kurikulum, Cet. 18, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Sumber
lain:
Departemen Pendidikan
Nasional Badan Penelitian Dan Pengembangan Pusat Kurikulum, 2007, Gagasan Kurikulum Masa Depan, diakses
dari file:///C:/Users/septa/Downloads/40_Gagasan_Kurikulum_Masa_Depan.pdf pada
tanggal 11 Mei 2016 ukul 14.04 WIB.
Dik B, 2011, Sejarah Kurikulum, diakses dari http://bahasaindonesiaupidikb2011.blogspot.co.id/20
13 /04/resume-kelompok-7perkembangan.html
pada tanggal 11 Mei 2016 pukul 14.15 WIB.
Katika, Yulianti, 2013,
Kurikulum
Masa Yang Akan Datang, diakses dari
https://yuliantikatika.wordpress.com/2013/05/23/kurikulum-masa-yang-akan-datang/
pada tanggal 12 Mei 2016 13.00 WIB.
Sapricilia,
Gledy, 2012, Pengembangan Kurikulum, diakses
dari
https://gledysapricilia.files.wordpress.com/2012/06/pengembangan-kurikulum.pdf
pada tanggal 11 Mei 2016 Pukul 11.17 WIB.
Setiawati, Sulistiana, 2014, Pendekatan dan Model Pengembangan Kurikulum, diakses dari
http://sulistianasetiawati.blogspot.co.id/2014/11/pendekatan-dan-model-pengembangan.html
pada tanggal 12 Mei 2016 pukul 11.15 WIB.
[1]
Departemen Pendidikan
Nasional Badan Penelitian Dan Pengembangan Pusat Kurikulum, Gagasan Kurikulum Masa Depan, diakses
dari file:///C:/Users/septa/Downloads/40_Gagasan_Kurikulum_Masa_Depan.pdf pada
tanggal 11 Mei 2016 ukul 14.04 WIB
[2]
Ibid., Hlm. 1
[3]
Yulianti Katika, Kurikulum Masa Yang Akan Datang, diakses
dari
https://yuliantikatika.wordpress.com/2013/05/23/kurikulum-masa-yang-akan-datang/
pada tanggal 12 Mei 2016 13.00 WIB
[4] Ibid., Hlm. 3
[5] Dik B, Sejarah Kurikulum, diakses dari http://bahasaindonesiaupidikb2011.blogspot.co.id/20
13 /04/resume-kelompok-7perkembangan.html pada tanggal 11 Mei 2016 pukul 14.15 WIB
[6] Gledy Sapricilia, Pengembangan Kurikulum, diakses dari https://gledysapricilia.files.wordpress.com/2012/06/pengembangan-kurikulum.pdf
pada tanggal 11 Mei 2016 Pukul 11.17 WIB
[7] Ibid., Hlm. 6
[8] Sulistiana Setiawati, Pendekatan dan Model Pengembangan Kurikulum,
diakses dari
http://sulistianasetiawati.blogspot.co.id/2014/11/pendekatan-dan-model-pengembangan.html
pada tanggal 12 Mei 2016 pukul 11.15 WIB
[9] Ibid., Hlm. 8
[10] Prof. Dr. Nana
Syaodih Sukmadinata, Pengembangan
Kurikulum, Cet. 18, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2015), Hlm. 38
[11] Dr. H. Ali
Mudlofir, M. Ag, Aplikasi Pengembangan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan Bahan ajar dalam Pendidikan Agama
Islam, Cet. 2, (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2012), Hlm. 25
[12] Yulianti Katika, Kurikulum Masa Yang Akan Datang, diakses
dari
https://yuliantikatika.wordpress.com/2013/05/23/kurikulum-masa-yang-akan-datang/
pada tanggal 12 Mei 2016 13.00 WIB
[13]
Ibid., Hlm. 11
Tidak ada komentar:
Posting Komentar